Murid SD Ditikam Pelajar SMP, Badik Tertancap di Punggung

Makasar - MF (21), murid kelas enam SD Bawakaraeng 2, ditikam dengan badik di sekitar sekolahnya, Jl Gunung Bawakaraeng, Makassar, Selasa (11/12/2018).

Dilansir dari tribunnews.com, pelaku berinisial IK (13) merupakan salah satu siswa SMP di Makassar. Kasus ini ditangani pihak kepolisian.

Bagaimana kondisi korban dan penyelidikan kasus ini hingga Rabu (12/12/2018)? Berikut 7 fakta yang akhirnya terungkap, motifnya bikin miris:

1. Kronologis lengkap

Murid kelas enam SD Bawakaraeng 2, MF (12) menjadi korban penikaman sepulang dari sekolahnya, Jl Gunung Bawakaraeng, Makassar, Selasa (11/12/2018).

Dia ditikam di sekitar sekolah saat berjalan pulang ke rumah oleh pelajar SMP, FK (14), sekitar pukul 12.30 wita.

Korban ditikam di bagian punggung sebelah kirinya menggunakan badik.

Pelaku FK mendatangi SD Bawakaraeng untuk menjemput adiknya yang juga bersekolah di tempat itu.


Sebelum melakukan penikaman, FK sempat terlibat percekcokan dengan korban. FK pun mencabut sebilah badik yang telah dibawanya dan menikam korban.

"Saat pelaku ini jemput adiknya, pelaku terlibat cekcok dengan korban (MF). Disitu pelaku mencabut badiknya yang disimpan di dalam sakunya lalu menikam korban," jelas Kapolsek Makassar, Kompol Usman.

Pelaku lalu kabur. Sedangkan korban berjalan dengan berlumuran darah melapor ke keamanan sekolah.

Korban selanjutnya dilarikan ke RS Pelamonia untuk mendapatkan pertolongan tim medis.

2. Korban berjalan dengan badik tertancap di punggung

Polsek Makassar masih menyelidiki pelaku penikaman Muhammad Fahreza (12), murid kelas enam SDN Bawakaraeng 2, Makassar, Selasa (11/12/2018) siang. (dok Babinkantibmas Bripka Jonas)

Ibu MF, Hartati (25), mengatakan, saat kejadian anaknya rencananya langsung pulang ke rumah.

MF tinggal dengan orang tuanya di Jl Bawakaraeng lorong 75 B, atau hanya berjarak sekitar 500-700 meter dari sekolahnya.

"Maumi pulang beng ini anakku jalan kaki, tiba-tiba dari belakang ini pelaku nabilang itu penjual bakso di sekolahnya (Dg Lewa) kakaknya IK (salah satu murid di SD Bawakaraeng 2) yang tikam dari belakang," jelas Ibu MF, Hartati (25).

Petugas keamanan SDN Bawakaraeng 2, Faisal, mengatakan, MF masih sempat pamit pulang beberapa menit sebelum kejadian.

"Saya tidak tahu juga seperti apa kejadiannya. Yang jelas ini anak sebelum keluar dari sekolah, sempatji pamitan sama saya, dia bilang ‘Pak Faisal, pulangma’," kata Faisal.


Tidak berselang lama berjalan keluar dari halaman sekolah, MF kembali ke dalam halaman sekolahnya dalam kondisi sudah tertikam senjata tajam.

"Tidak lama jalan keluar, kembaliki, adami itu badik saya lihat dibelakangnya tertancap, dia bilang Pak Faisal tolongka. Jadi saya bawa masuk ke gurunya," ujar Faisal.

Penjual bakso di kantin sekolah, Daeng Lewa, mengungkapkan, hal yang sama.

"Tiba-tiba datang dia datang ditemani sama teman-temannya minta tolong, jadi saya bawa masuk ke ruang guru baru saya antar sama gurunya ke RS Pelamonia," kata Daeng Lewa.

Suasana SD Bawakaraeng 2 Makassar, tempat Muhammad Fahreza (12) korban penikaman sekolah, Selasa (11/12/2018)

3. MF murid yang baik dan cerdas

Korban MF dikenal murid yang baik dan cerdas di sekolahnya.

"Baik itu anak (MF), ramah, cerdas karena waktu kelas empat saya walinya, kalau tidak salah dia itu rangking dua," ujar salah satu guru yang ditemui di SDN Bawakaraeng 2, Herlina (49).

Herlina juga mengungkapkan, jika selama ini anak didiknya itu tidak pernah ada masalah dengan teman-temannya.

"Kalau selama ini saya lihat tidak ada masalahnya itu anak karena pandaiji bergaul, sopan baru ramah. Tidak tahu kalau di luar sekolah dia punya masalah," ujarnya.

4. Pelaku ditangkap saat pulang makan

Terduga pelaku penikaman Muhammad Fahreza (12) murid kelas enam SDN Bawakaraeng 2 Makassar, telah ditangkap polisi, Selasa (11/12/2018).

Terduga pelaku penikaman terhadap MF (12), murid kelas enam SD Bawakaraeng 2 Makassar, ditangkap polisi, Selasa (11/12/2018) sore.

Pelaku FK ditangkap polisi, empat jam setelah menikam MF, pukul 16.00 wita.

Ia diamankan Unit Jatanras Polrestabes Makassar. Pelaku berinisial IK (13) merupakan salah satu siswa SMP di Makassar.

"Pelaku (IK) diamankan saat pulang makan ke rumahnya di Kelurahan Maradekayya 6, saat perjalanan pulang lewat inspeksi kanal Karuwisi, di situ anggota cegat pelaku," ujar Kapolsek Makassar, Kompol Usman.

Terduga pelaku diamankan dan menjalani interogasi di Mapolsek Makassar, Jl Kerung-kerung.

5. Motif pelaku dari cekcok hingga dugaan pemalakan

Kapolsek Makassar, Kompol Usman, mengungkap penyebab penikaman murid SD Bawakaraeng 2, MF (12) yang dilakukan oleh IK (13) bermula saat keduanya cekcok.

"Saat pelaku jemput adiknya, terlibat cekcok dengan korban (MF). Disitu pelaku mencabut badiknya yang disimpan di dalam sakunya lalu menikam korban," ujar Kompol Usman saat ditemui di Mapolsek Makassar, Selasa (11/12/2018).

IK diamankan oleh Unit Reskrim Polsek Makassar, saat berada di inspeksi kanal Karuwisi, Makassar.

Tersiar kabar, korban dipalak pelaku sebelum ditikam. Namun hal itu belum dibenarkan Kompol Usman, dengan alasan masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan itu.

Lalu apa penyebab keduanya terlibat cekcok atau adu mulut?

Ayah MF, Amin, yang dikonfirmasi awak TribunTimur.com, mengungkapkan, anak pertamanya ditikam lantaran tidak memberi uang saat dipalak pelaku (IK).

"Dia (MF) bilang dipajaki, baru tidak ada uangnya ada dua orang beng. Rp 5 ribu beng naminta nah tidak adami uangnya ini Reza," ujarnya.

Amin, sang ayah, mengaku tiap harinya memberi uang saku ke anak pertamanya minimal Rp 5 ribu dan maksimal Rp 8 ribu.

"Biasa Rp 5 ribu saya kasihkan uang saku, paling banyakmi itu Rp 8 ribu, karena kan mahalmi juga belanjaan kasihan," ujarnya.

Kondisi korban penikaman, Muhammad Fahreza (12) pasca operasi di RS Pelamonia, Makassar.

6. Kondisi korban mulai membaik

Murid kelas enam SDN Bawakaraeng 2, MF (12) yang menjadi korban penikaman kondisinya mulai membaik.

"Alhamdulillah sudah agak baikan, kemarin sempat sesak kalau bicara, sekarang sudah tidak terlalu sesak lagi," kata ayah korban, Amin, dikonfirmasi awak TribunTimur.com, Rabu (12/12/2018) siang.

Namun, menurut, Amin, dokter rumah sakit RS Pelamonia menyarankan agar MF masih harus menjalani perawatan dua hari ke depan.

"Kalau menurut dokter masih perlu di rumah sakit satu dua hari ini, jadi kita ikut saran dokter saja dulu," ujar Amin.

Sebelumnya, MF yang menjadi korban penikaman di sekitar sekolahnya telah menjalani operasi di RS Pelamonia, Makassar, Selasa (11/12/2018) sore.

Operasi dilakukan untuk mencabut senjata tajam jenis badik yang menancap di punggung belakangnya.

MF saat ini dirawat di ruang perawatan anak Dahlia, RS Pelamonia, Makassar.

7. Orangtua bingung cari biaya operasi dan perawatan korban

Amin yang sehari-harinya berjualan barang rombengan atau barang bekas di Jl Bandang, Makassar, mengaku bingung mencari biaya pengobatan anaknya yang tidak terklaim Kartu Indonesia Sehat (KIS).

"Mauku saya pak, kalau bisa didamaikan saja sama ini pihak keluarga pelaku dengan catatan biaya operasi pengobatannya ini anakku ditanggung pihak keluarga pelaku. Karena kita juga ini keluarga kurang mampu kasihan," ujarnya.

Ia mengaku ikhlas atas peristiwa yang dialami putra pertamanya dari empat bersaudara itu.

"Mau diapa ini kejadian sudah terlanjur terjadimi juga. Pelakunya juga anak di bawah umur, jadi harapanku saya kalau bisa didamaikan saja dengan catatan itu biaya pengobatannya semua ditanggung pihak pelaku," kata Amin.

Biaya operasi untuk mengeluarkan senjata tajam jenis badik yang tertancap di punggung belakang MF, menurut Amin, sekitar Rp 6 juta.

"Operasinya saja itu tadi saya dengar Rp 6 juta, belum biaya kamar sama pengobatan," ungkap ayah empat orang anak ini.(*)

أحدث أقدم
Post ADS 1