Grobogan - Festival Jerami kedua tahun 2019 yang diselenggarakan di Lapangan Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, cukup meriah. Tema kali ini berbeda dari festival sebelumnya, kali ini bertemakan serangga.
Pembukaan festival dibuka Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi Bupati Grobogan Sri Sumarni, SH MM.
Kedatangan Ganjar disambut dengan tari rampak barongan yang merupakan tari tradisional Grobogan hingga mampu membuat Ganjar terkesima.
“Tepuk tangan meriah untuk tari barongan. Bagus tadi tariannya,” ujar Ganjar, saat mengawali sambutannya.
Ganjar menjelaskan, saat ini di Jawa Tengah sudah diberlakukan perda mengenai desa wisata. Hal ini ditujukan untuk mengembangkan potensi wisata di pedesaan yang ada di Jawa Tengah. Pihaknya meminta kepada seluruh kepala desa agar meningkatkan potensi pedesaannya melalui desa wisata.
“Kalau kita kreatif dan inovatif, maka kita tidak akan kekurangan akal,” ujar Ganjar.
Ganjar mengapresiasi para pelaku wisata di Desa Banjarejo yang mempunyai ide kreatif untuk memperkenalkan desanya di media sosial. Termasuk tentang Festival Jerami 2 tersebut.
Sementara Kepala Desa Banjarejo, Ahmad Taufik penggagas kegiatan Festival Jerami kedua ini mengungkapkan, beberapa patung jerami berbentuk hewan jenis serangga dipertunjukkan dalam festival.
"Diantaranya, kumbang, lebah, dan semut. Dari sekian patung tersebut, patung jerami terbesar yakni patung Rondo Cangek, yang merupakan tokoh wanita dalam legenda Aji Saka," ujarnya.
Taufik berharap dengan festival jerami dapat tunjukkan kepada masyarakat bahwa Kabupaten Grobogan merupakan lumbung padi terbesar di Jawa Tengah.
‘’Kegiatan ini diadakan selama 12 hari dengan alokasi dana berasal dari dana desa sebesar Rp 60 juta. Semoga ke depan, festival ini masih terus berjalan dan pesertanya bisa bertambah lebih banyak,” ucap Taufik.
rub/red
Pembukaan festival dibuka Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo didampingi Bupati Grobogan Sri Sumarni, SH MM.
Kedatangan Ganjar disambut dengan tari rampak barongan yang merupakan tari tradisional Grobogan hingga mampu membuat Ganjar terkesima.
“Tepuk tangan meriah untuk tari barongan. Bagus tadi tariannya,” ujar Ganjar, saat mengawali sambutannya.
Ganjar menjelaskan, saat ini di Jawa Tengah sudah diberlakukan perda mengenai desa wisata. Hal ini ditujukan untuk mengembangkan potensi wisata di pedesaan yang ada di Jawa Tengah. Pihaknya meminta kepada seluruh kepala desa agar meningkatkan potensi pedesaannya melalui desa wisata.
“Kalau kita kreatif dan inovatif, maka kita tidak akan kekurangan akal,” ujar Ganjar.
Ganjar mengapresiasi para pelaku wisata di Desa Banjarejo yang mempunyai ide kreatif untuk memperkenalkan desanya di media sosial. Termasuk tentang Festival Jerami 2 tersebut.
Sementara Kepala Desa Banjarejo, Ahmad Taufik penggagas kegiatan Festival Jerami kedua ini mengungkapkan, beberapa patung jerami berbentuk hewan jenis serangga dipertunjukkan dalam festival.
"Diantaranya, kumbang, lebah, dan semut. Dari sekian patung tersebut, patung jerami terbesar yakni patung Rondo Cangek, yang merupakan tokoh wanita dalam legenda Aji Saka," ujarnya.
Taufik berharap dengan festival jerami dapat tunjukkan kepada masyarakat bahwa Kabupaten Grobogan merupakan lumbung padi terbesar di Jawa Tengah.
‘’Kegiatan ini diadakan selama 12 hari dengan alokasi dana berasal dari dana desa sebesar Rp 60 juta. Semoga ke depan, festival ini masih terus berjalan dan pesertanya bisa bertambah lebih banyak,” ucap Taufik.
rub/red