Grobogan- Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Muria Raya mengingatkan para jurnalis supaya saat peliputan seputar isu virus corona atau Covid-19 terlebih dahulu memperhatikan protokol keselamatan. Indra Winardi Ketua IJTI Muria raya mengatakan profesi awak media cukup rentan tertular Covid-19.
"Dalam proses pencarian berita, baik jurnalis televisi, cetak atau online berinteraksi dengan hampir seluruh lapisan. Tidak ada yang bisa menjamin, dalam setiap interaksi itu, mereka terbebas dari Covid 19," kata Indra, Sabtu (28/3).
Sebaran Covid 19 di kota kretek cukup masif dimana sudah ada 2 PDP yang meninggal di Kudus. Bahkan yang terbaru salah satu anggota DPR RI Dapil 3 Jawa Tengah meninggal dunia setelah dinyatakan PDP Covid -19.
Sepekan sebelumnya ada 7 awak media yang meliput kegiatan reses anggota DPR RI turut membagikan masker di pasar Turi Pati. Di sisi lain, sebaran ODP dan PDP di wilayah Grobogan, Jepara, Blora dan Rembang yang menjadi lingkup kerja anggota IJTI Muria Raya mengalami peningkatan.
Wakil Ketua IJTI Muria Raya Nur Sholi menilai penerapan bekerja dari rumah atau akrab dengan istilah Work of Home tidak akan tepat buat jurnalis. Apalagi jurnalis TV yang harus dituntut mendapatkan visualisasi.
"Dalam beraktivitas, para jurnalis dihimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan tetap berpedoman pada protokol keselamatan. Saat wawancara, perhatikan jarak dengan narasumber. Hal ini untuk melindungi jurnalis sekaligus narasumber dari penyebaran Covid -19," terang Jurnalis Metro TV tersebut.
Indra, kembali mengingatkan rekan-rekannya jurnalis agar selalu membawa hand sanitizer atau selalu cuci tangan dengan air mengalir dan sabun saat masuk Press room atau saat beraktivitas.
"Tidak ada berita seharga nyawa. Apapun alasannya, keselamatan jauh lebih penting dari sebuah berita. Tidak ada gunanya berita bagus, kalau kita tak selamat, apalagi sampai menularkan kepada orang yang kita sayangi" ungkap Jurnalis TRANSTV dan CNN Indonesia tersebut.
Dia berharap, jurnalis bisa untuk mengikuti rapid test, dan juga melakukan penyemprotan disinfektan di press room tempat awak media berkumpul menggarap berita.
"Kami para pencari berita aktivitasnya banyak, orang yang ditemui juga heterogen, kami sangat berharap Tim Gugus Covid-19 bisa memfasilitasi Rapid Test Covid 19 dan juga vaksin, untuk semua jurnalis, baik televisi, cetak, dan online" tutupnya.
dik/red
"Dalam proses pencarian berita, baik jurnalis televisi, cetak atau online berinteraksi dengan hampir seluruh lapisan. Tidak ada yang bisa menjamin, dalam setiap interaksi itu, mereka terbebas dari Covid 19," kata Indra, Sabtu (28/3).
Sebaran Covid 19 di kota kretek cukup masif dimana sudah ada 2 PDP yang meninggal di Kudus. Bahkan yang terbaru salah satu anggota DPR RI Dapil 3 Jawa Tengah meninggal dunia setelah dinyatakan PDP Covid -19.
Sepekan sebelumnya ada 7 awak media yang meliput kegiatan reses anggota DPR RI turut membagikan masker di pasar Turi Pati. Di sisi lain, sebaran ODP dan PDP di wilayah Grobogan, Jepara, Blora dan Rembang yang menjadi lingkup kerja anggota IJTI Muria Raya mengalami peningkatan.
Wakil Ketua IJTI Muria Raya Nur Sholi menilai penerapan bekerja dari rumah atau akrab dengan istilah Work of Home tidak akan tepat buat jurnalis. Apalagi jurnalis TV yang harus dituntut mendapatkan visualisasi.
"Dalam beraktivitas, para jurnalis dihimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan tetap berpedoman pada protokol keselamatan. Saat wawancara, perhatikan jarak dengan narasumber. Hal ini untuk melindungi jurnalis sekaligus narasumber dari penyebaran Covid -19," terang Jurnalis Metro TV tersebut.
Indra, kembali mengingatkan rekan-rekannya jurnalis agar selalu membawa hand sanitizer atau selalu cuci tangan dengan air mengalir dan sabun saat masuk Press room atau saat beraktivitas.
"Tidak ada berita seharga nyawa. Apapun alasannya, keselamatan jauh lebih penting dari sebuah berita. Tidak ada gunanya berita bagus, kalau kita tak selamat, apalagi sampai menularkan kepada orang yang kita sayangi" ungkap Jurnalis TRANSTV dan CNN Indonesia tersebut.
Dia berharap, jurnalis bisa untuk mengikuti rapid test, dan juga melakukan penyemprotan disinfektan di press room tempat awak media berkumpul menggarap berita.
"Kami para pencari berita aktivitasnya banyak, orang yang ditemui juga heterogen, kami sangat berharap Tim Gugus Covid-19 bisa memfasilitasi Rapid Test Covid 19 dan juga vaksin, untuk semua jurnalis, baik televisi, cetak, dan online" tutupnya.
dik/red